I. Penderitaan
Penderitaan berasal dan' kata derita. Kata deńta berasal dari bahasa sansekerta dhra
altinya menahan atau menangglmg. Derita artinya menangglmg atau merasakan sesuatu yang
tidak menyenangkan. Penderitaan itu dapat lahir atau batin, atau lahir batin.
Penderitaan termasuk realitas dunia dan manusia. Intensitas penderitaan bertingkat-tingkat, ada yang berat ada juga yang ringan. Namun peranan individu juga menentukan berat-tidaknya intensitas penderitaan. Suatu peristiwa yang dianggap penderitaan
oleh seseorang belum tentu merupakan penderitaan bagi orang làin. Di dapat pu1a suatu penderitaan merupakan energi untuk bangkit bagi seseorang, atau sebagai langkah awal untuk mencapai kenikmatan dan kebahagiaan.
II. Siksaan
Siksaan dapat diartikan sebagai siksaan badan atau jasmani, dan dapal juga berupa siksaan jiwa atau nokhani. Akibat siksaan yang dialami scseorang, limbullah pendcritaan.
Siksaan yang sifatnya psikis misalnya kebimbangan, kesepian dan ketakutan.
Kebimbangan dialami oleh seseorang bila ia pada suatu saat tidak dapat menentukan pilihan mans yang akan diambil. Misalnya pada suatu saat apakah seseorang yang bimbang itu pergi atau tidak, siapakah dan kawannya yang akan dijadikan pacar tetapnya. Akibat dari kebimbangan seseorang berada dalam keadaan yang tidak menentu, sehingga ia merasa tersiksa dalam hidupnya saat itu.
Kesepian dialami oleh seseorang merupakan rasa sepi dalam dirinya sendiri atau jiwanya walaupun ia dalam lingkungan orang ramai. Kesepian ini tidak boleh dicampur adukkan dengan keadaan sepi seperti yang dialami oleh petapa atau biarawan yang tinggalnya ditempat yang sepi.
Ketakutan merupakan bentuk lain yang dapat menyebabkan seseorang mengalami siksaan batin. Bila rasa takut itu dibesar-besarkan yang tidak pada tempatnya, maka disebut sebagai phobia. Seperti pada kesepian, ketakutan.dapat juga timbul atau dialami seseorang walaupun lingkungannya ramai, sebab ketakutan merupakan hal yang sifatnya psikis.
Sebab seseorang melakukan ketakutan antara lain :
(a) Claustrophobia dan Agoraphobia
Cloustrophobia adalah rasa takut texhadap ruangan tertutup. Agoraphobia adalah ketakutan
yang disebabkan seseorang berada di tempat terbuka.
(b) Gamang merupakan ketakutan bila seseorang di tempat yang tìnggi. Hal itu disebabkan,
karena ia takut akibat berada di tempat yang tinggi. Misalnya seseorang hams melewati
jembatan yang sempit, sedangkan dibawalmya air yang mengalir, atau seseorang takut
meniti dinding tembok dibawahnya.
(c) kegelapan merupakan suatu ketakutan seseorang bila ia berada di tempat yang gelap.
Sebab dalam pikirarmya dalam kegelapan demikian akan muncul sesuatu yang ditakuti,
misalnya setam, pencuri. Orang yang demikian menghendaki agar ruangan tempat tidur
selalu dinyalakan lampu yang terang.
(d) Kesakitan me1upakan ketakutan yang disebabkan oleh rasa sakit yang akan dialami.
Seseorang yang takut diinjeksi sudah beneriakten'ak sebelum jarum injeksi ditusukkan
ke dalam tubuhnya. Hal itu disebabkan karena dalam pikirannya semuanya akan
menimbulkan kesakitan.
(e) Kegagalan merupakan ketakutan dari seseorang disebabkan karena merasa bahwa apa
yang akan dijalankan mengalami kegagalan. Seseorang yang patah hati tidak mudah
untuk bercinta kembali, kaœna takut dalam percintaan berikutnya juga akan terjadi
kegagalan, trauma yang pemah dialaminya telah menjadikan dirinya ketakutan kalau
sampai terulang lagi.
Phobia
Ahli-ahli medis mempunyaì pendapat yang berbeda-beda dan banyak penderita yang
mempunyai teon' tentang asal mula dan' ketakutan mereka. Kebanyakan phobìanya dimulai
dengan suatu schock emosional atau suatu tekanan pada waktu tertentu, misalnya pekerjaan
baru, kematian dalam keluarga, suatu operasi atau sakit yang serius.
Umumnya ada dua aliran tentang penyebab phobia. Ahli-ahli ilmu jiwa cenderung
berpendapat bahwa phobia adalah suatu gejala dan' suatu problema psikologis yang dalam,
yang harus ditemukan, dihadapi, dan ditaklukan sebelum phobianya akan hilang. Sebaliknya
ahli-ahli yang merawat tingkah laku percaya bahwa suatu phobia adalah problemanya dan
tidak perlu menemukan sebabsebabnya supaya mendapatkan perawatan dan pengobatan.
Kebanyakan ahli-ahlì setuju bahwa tekanan dan ketegangan disebabkan oleh karena sipenderita
hidup dalam keadaan ketakutan terus menenxs, membuat keadaan sipendeńta sepuluh kali
lebih parah.
III.Kelakutan Mental
Penderitaan batin dalam ilmu psikologi dikenal sebagai kekalutan mental. Secara lebih sederhana kekalutan mental dapat dirumuskan sebagai gangguan kejiwaan akibat ketidakmampuan seseorang menghadapi persoalan yang harus diatasi sehingga yang bersangkutan bertingkah secara kurang wajar.
Gejala-gejala pennulaan bagi seseorang yang mengalami kekalutan mental adalah :
a.gangguan kejiwaan nampak dalam gejala-gejala kehidupan si penderita baik jasmani
maupun rohaninya
b. usaha mempertahankan diri dengan cara negatif, yaitu mundur atau lari, sehingga cara
beltahan dirinya Salah; pada orang yang tidak mendeńta ganìuan kejiwaan bila menghadapi
persoalan, justru lekas memecahkan pnoblemnya, sehingga tidak menekan perasaannya.
Jadi bukan melarikan din' dan' persoalan, tetapi melawan atau memecahkan persoalan.
c. kekalutan merupakan titik patah (mental breakdown) dan yang bersangkutan mengalami
gangguan
Sebab-sebab timbulnya kekalutan mental, dapat banyak disebutkan antara lain sebagai berikut :
a. kepribadian yang lemah akibat kondisi jasmani atau mental yang kurang sempuma; hal-hal tersebut sexing menyebabkan yang bei angkutan merasa rendah diri yang secara berangsur-angsur akan menyudutkan kaedudukannya dan menghancurkan mentalnya.
b. terjadinya konflik sosial budaya akibat nonna berbeda antara yang bersangkutan dengan apa yang ada dalam masyarakat, sehingga is tidak dapat menyesuaikan diri lagi; misalnya orang pedesaan yang berat menyesuaikan diri dengan kehidupan kota, orang tua yang telah mapan sulit menerima keadaan baru yang jauh berbeda dan masa jayanya dulu.
c. cara pematangan batin yang salah dengan memberikan reaksi yang berlebihan terhadap kehidupan sosial; over acting sebagai overcompensatie.
Proses-proses kekalutan mental yang dialami oleh seseorang mendorongnya ke arah :
1. Positif : trauma (Iuka jiwa) yang dialami dijawab secara baik sebagai usaha agar tetap
survive dalam hidup, misalnya melakukan sholat tahajut waktu malam hari untuk
memperoleh ketenangan dan mencari jalan keluar untuk mengatasi kesulitan yang
dihadapinya, ataupun melakukan kegitan yang positif setelah kejatuhan dalam kehidupan.
2. Negatif : trauma yang dialami diperlarutkan atau diperturutkan, sehingga yang
bersangkutan mengalami frustasi ,yaitu tekanan batin akibat tidak tercapainya apa yang
diinginkan. Bentuk frustasi antaxa lain :
a.)agresi berupa kemarahan yang meluap-luap akibat emosi yang tidak terkendali dan
secara berakibat mudah hypenensi (tekanan darah tinggi) atau tindakan
sadis yang dapat membahayakan orang sekítamya.
b.) regresi adalah kembali pada pola reaksi yang primitif atau kekanak-kanankan
(infantil), misalnya dengan menjerit-jerit,menangis sampai meraung-raung,memecah
bamng-barang.
c.)fiksasi adalah peletakan atau pembatasan pada satu pola yang sama (tetap), misalnya
dengan membisu. memuku1mukul dada sendiri, membentur-benturkan kepala pada
benda keras.
d.)proyeksi merupakan usaha melemparkan atau memproyeksikan kelemahan dan
sikap-sikap sendiri yang negatif pada orang lain, kata pepatah: awak yang tidak
pandai menari, dikatakan lantai yang teljungkit.
e.)identifikasi adalah menyamakan diri dengan seseorang yang sukses dalam
imaginasinya, misalnya dalam kecantikan yang bersangkutan menyamakan diri
dengan bintang ñlm, dalam soal harta kekayaan dengan pengusaha kaya yang sukses.
narsisme adalah self love yang berlebihan, sehingga yang bersangkutan merasa
dirinya lebih superior daripada orang lain.
f.)autisme adalah gejala menutup diri secara total dari dunìa tidak mau
berkomunikasì dengan orang lain, ia puas dengan fantasinya sendìri yang dapat
menjurus ke sifat yang sinting.
IV. Penderitaan dan perjuangan
Setiap manusia pasti mengalami penderitaan, baik berat ataupun ringan. Penderitaan adalah bagian kehidupan manusia yang bersifat kodrati. Karena itu terserah kepada manusia itu sendiri untuk berusaha mengurangi penderitaan itu semaksimal mungkin, bahkan menghindari atau menghilangkan sama sekali. Manusia adalah mahluk berbudaya, dengan budayanya itu ia berusaha mengatasi penderitaan yang mengancam atau dialaminya.
Penderitaan dikatakan sebagai kodrat manusia, artinya sudah menjadi konsekwensi manusia hidup, bahwa manusia hidup ditakdirkan bukan hanya untuk bahagia, melainkan juga menderita. Karena itu manusia hidup tidak boleh pesimis, yang menganggap hidup sebagai rangkaian penderitaan.
Pembebasan dari penderitaan pada hakekatnya meneruskan kelangsungan hidup. Caranya ialah berjuang menghadapi tantangan hidup dalam alarn lingkungan, masyarakat sekitar, dengan waspada, dan disertai doa kepada Tuhansupaya terhindar dari bahaya dan malapetaka.
V. Penderitaan , media massa dan seniman
Dalam dunia modern sekarang ini kemungkinan terjadi penderitaan itu lebih besar. Hal ini telah dibuktikan oleh kemajuan teknologi dan sebagainya menyejahterakan manusia dan sebagian lainnya membuat manusia menderita.
Beberapa sebab lain yang menimbulkan penderitaan manusia ialah kecelakaan, bencana alam, bencana perang. dan lain-lain. Contohnya ialah tenggelamnya kapal Tampomas Dua di perairan Masalembo, jatuhnya pesawat hercules yang mengangkut para perwira muda diCondet, Meletusnya gunung galunggung,perang Irak-Iran.
Media masa merupakan alat yang paling tepat untuk mengkomunikasikan peristiwa-peristiwa penderitaan manusia secara cepat kepada masyarakt. Dengan demikian masyarakat dapat segera menilai untuk menentukan sikap antara sesama manusia tenitama bagi yang merasa simpati. Tetapi tidak kalah pentingnya komunikasi yang dilakukan para seniman melalui karya seni, sehingga pars pembaca, penontonnya dapat menghayati penderitaan sekaligus keindahan karya seni.
VI. Penderitaan dan sebab-sebabnya
Apabila kita kelompokkan secara sederhana berdasarkan sebab-sebab timbulnya
penderitaan, maka pendeńtaan manusia dapat dipeńnci sebagai beńkut :
A) Penderitaan yang timbul karena perbuatan buruk manusia.
Penderitaan yang menimpa manusia karena perbuatan buruk manusia dapat teljadi
dalam hubungan sesama manusia dan hubungan manusia dengan alam sekitamya. Penderitaan
ini kadang disebut nasib buruk. buruk ini dapat diperbaiki manusia supaya menjadi
baik. Dengan kata lain, manusialah yang dapat memperbaiki nasìbnya. Perbedaan nasib
buruk dan takdir, kalau takdir, Tuhan yang menentukan sedangkan nasib buruk itu manusia
penyebabnya.
B) Penderitaan yang timbul karena penyakit, siksaan / azab Tuhan
Pendeńtaan manusia dapat juga terjadi akibat penyakit atau siksaan / azab Tuhan.
Namun kesabaran, tawakal, dan optimisme dapat merupakan usaba manusia untuk mengatasì
penderitaan itu.
VII. Pengaruh Penderitaan
Orang yang mengalami penderitaan mungkin akan memperoleh pengaruh bemiacam-macam dan sikap dalam dirinya. Sikap yang timbul dapat berupa sikap positif ataupun sikap negatif. Sikap negatif misalnya penyesalan karena tidak bahagia, sikap kecewa, putus asa, ingin bunuh diri. Sikap ini diungkapkan dalam peribahasa “sesal dahulu pendapatan, sesal kernudian tak berguna”, “nasi sudah menjadi bubur”.
Sikap positif yaitu sikap optimis mengatasi penderitaan hidup, bahwa hidup bukan rangkaian penderitaan, melainkan perjuangan membebaskan diri dart penderitaan, dan penderitaan itu adalah hanya bagian dari kehidupan.
Apabila sikap negatif dan sikap positif.ini dikomunikasikan oleh para seniman kepada para pembaca, penonton, maka para pembaca, para penonton akan memberikan penilaiannya. Penilaian itu dapat berupa kemauan untuk mengadakan perubahan nilai-nilai kehidupan dalam masyarakat dengan tujuan perbaikan keadaan. Keadaan yang sudah tidak sesuai ditinggalkan dan diganti dengan keadaan yang lebih sesuai. Keadaan yang berupa hambatan harus disingkirkan.
Sumber :
http://hadi27.wordpress.com/rangkuman-manusia-dan-keindahan-serta-manusia-dan-penderitaan/
Penderitaan berasal dan' kata derita. Kata deńta berasal dari bahasa sansekerta dhra
altinya menahan atau menangglmg. Derita artinya menangglmg atau merasakan sesuatu yang
tidak menyenangkan. Penderitaan itu dapat lahir atau batin, atau lahir batin.
Penderitaan termasuk realitas dunia dan manusia. Intensitas penderitaan bertingkat-tingkat, ada yang berat ada juga yang ringan. Namun peranan individu juga menentukan berat-tidaknya intensitas penderitaan. Suatu peristiwa yang dianggap penderitaan
oleh seseorang belum tentu merupakan penderitaan bagi orang làin. Di dapat pu1a suatu penderitaan merupakan energi untuk bangkit bagi seseorang, atau sebagai langkah awal untuk mencapai kenikmatan dan kebahagiaan.
II. Siksaan
Siksaan dapat diartikan sebagai siksaan badan atau jasmani, dan dapal juga berupa siksaan jiwa atau nokhani. Akibat siksaan yang dialami scseorang, limbullah pendcritaan.
Siksaan yang sifatnya psikis misalnya kebimbangan, kesepian dan ketakutan.
Kebimbangan dialami oleh seseorang bila ia pada suatu saat tidak dapat menentukan pilihan mans yang akan diambil. Misalnya pada suatu saat apakah seseorang yang bimbang itu pergi atau tidak, siapakah dan kawannya yang akan dijadikan pacar tetapnya. Akibat dari kebimbangan seseorang berada dalam keadaan yang tidak menentu, sehingga ia merasa tersiksa dalam hidupnya saat itu.
Kesepian dialami oleh seseorang merupakan rasa sepi dalam dirinya sendiri atau jiwanya walaupun ia dalam lingkungan orang ramai. Kesepian ini tidak boleh dicampur adukkan dengan keadaan sepi seperti yang dialami oleh petapa atau biarawan yang tinggalnya ditempat yang sepi.
Ketakutan merupakan bentuk lain yang dapat menyebabkan seseorang mengalami siksaan batin. Bila rasa takut itu dibesar-besarkan yang tidak pada tempatnya, maka disebut sebagai phobia. Seperti pada kesepian, ketakutan.dapat juga timbul atau dialami seseorang walaupun lingkungannya ramai, sebab ketakutan merupakan hal yang sifatnya psikis.
Sebab seseorang melakukan ketakutan antara lain :
(a) Claustrophobia dan Agoraphobia
Cloustrophobia adalah rasa takut texhadap ruangan tertutup. Agoraphobia adalah ketakutan
yang disebabkan seseorang berada di tempat terbuka.
(b) Gamang merupakan ketakutan bila seseorang di tempat yang tìnggi. Hal itu disebabkan,
karena ia takut akibat berada di tempat yang tinggi. Misalnya seseorang hams melewati
jembatan yang sempit, sedangkan dibawalmya air yang mengalir, atau seseorang takut
meniti dinding tembok dibawahnya.
(c) kegelapan merupakan suatu ketakutan seseorang bila ia berada di tempat yang gelap.
Sebab dalam pikirarmya dalam kegelapan demikian akan muncul sesuatu yang ditakuti,
misalnya setam, pencuri. Orang yang demikian menghendaki agar ruangan tempat tidur
selalu dinyalakan lampu yang terang.
(d) Kesakitan me1upakan ketakutan yang disebabkan oleh rasa sakit yang akan dialami.
Seseorang yang takut diinjeksi sudah beneriakten'ak sebelum jarum injeksi ditusukkan
ke dalam tubuhnya. Hal itu disebabkan karena dalam pikirannya semuanya akan
menimbulkan kesakitan.
(e) Kegagalan merupakan ketakutan dari seseorang disebabkan karena merasa bahwa apa
yang akan dijalankan mengalami kegagalan. Seseorang yang patah hati tidak mudah
untuk bercinta kembali, kaœna takut dalam percintaan berikutnya juga akan terjadi
kegagalan, trauma yang pemah dialaminya telah menjadikan dirinya ketakutan kalau
sampai terulang lagi.
Phobia
Ahli-ahli medis mempunyaì pendapat yang berbeda-beda dan banyak penderita yang
mempunyai teon' tentang asal mula dan' ketakutan mereka. Kebanyakan phobìanya dimulai
dengan suatu schock emosional atau suatu tekanan pada waktu tertentu, misalnya pekerjaan
baru, kematian dalam keluarga, suatu operasi atau sakit yang serius.
Umumnya ada dua aliran tentang penyebab phobia. Ahli-ahli ilmu jiwa cenderung
berpendapat bahwa phobia adalah suatu gejala dan' suatu problema psikologis yang dalam,
yang harus ditemukan, dihadapi, dan ditaklukan sebelum phobianya akan hilang. Sebaliknya
ahli-ahli yang merawat tingkah laku percaya bahwa suatu phobia adalah problemanya dan
tidak perlu menemukan sebabsebabnya supaya mendapatkan perawatan dan pengobatan.
Kebanyakan ahli-ahlì setuju bahwa tekanan dan ketegangan disebabkan oleh karena sipenderita
hidup dalam keadaan ketakutan terus menenxs, membuat keadaan sipendeńta sepuluh kali
lebih parah.
III.Kelakutan Mental
Penderitaan batin dalam ilmu psikologi dikenal sebagai kekalutan mental. Secara lebih sederhana kekalutan mental dapat dirumuskan sebagai gangguan kejiwaan akibat ketidakmampuan seseorang menghadapi persoalan yang harus diatasi sehingga yang bersangkutan bertingkah secara kurang wajar.
Gejala-gejala pennulaan bagi seseorang yang mengalami kekalutan mental adalah :
- nampak pada jasmani yang sering merasakan pusing, sesak napas, demam, nyeri pada lambung
- nampak pada kejiwaannya dengan rasa cemas, ketakutan, patah hati, apatis, cemburu, mudah marah.
a.gangguan kejiwaan nampak dalam gejala-gejala kehidupan si penderita baik jasmani
maupun rohaninya
b. usaha mempertahankan diri dengan cara negatif, yaitu mundur atau lari, sehingga cara
beltahan dirinya Salah; pada orang yang tidak mendeńta ganìuan kejiwaan bila menghadapi
persoalan, justru lekas memecahkan pnoblemnya, sehingga tidak menekan perasaannya.
Jadi bukan melarikan din' dan' persoalan, tetapi melawan atau memecahkan persoalan.
c. kekalutan merupakan titik patah (mental breakdown) dan yang bersangkutan mengalami
gangguan
Sebab-sebab timbulnya kekalutan mental, dapat banyak disebutkan antara lain sebagai berikut :
a. kepribadian yang lemah akibat kondisi jasmani atau mental yang kurang sempuma; hal-hal tersebut sexing menyebabkan yang bei angkutan merasa rendah diri yang secara berangsur-angsur akan menyudutkan kaedudukannya dan menghancurkan mentalnya.
b. terjadinya konflik sosial budaya akibat nonna berbeda antara yang bersangkutan dengan apa yang ada dalam masyarakat, sehingga is tidak dapat menyesuaikan diri lagi; misalnya orang pedesaan yang berat menyesuaikan diri dengan kehidupan kota, orang tua yang telah mapan sulit menerima keadaan baru yang jauh berbeda dan masa jayanya dulu.
c. cara pematangan batin yang salah dengan memberikan reaksi yang berlebihan terhadap kehidupan sosial; over acting sebagai overcompensatie.
Proses-proses kekalutan mental yang dialami oleh seseorang mendorongnya ke arah :
1. Positif : trauma (Iuka jiwa) yang dialami dijawab secara baik sebagai usaha agar tetap
survive dalam hidup, misalnya melakukan sholat tahajut waktu malam hari untuk
memperoleh ketenangan dan mencari jalan keluar untuk mengatasi kesulitan yang
dihadapinya, ataupun melakukan kegitan yang positif setelah kejatuhan dalam kehidupan.
2. Negatif : trauma yang dialami diperlarutkan atau diperturutkan, sehingga yang
bersangkutan mengalami frustasi ,yaitu tekanan batin akibat tidak tercapainya apa yang
diinginkan. Bentuk frustasi antaxa lain :
a.)agresi berupa kemarahan yang meluap-luap akibat emosi yang tidak terkendali dan
secara berakibat mudah hypenensi (tekanan darah tinggi) atau tindakan
sadis yang dapat membahayakan orang sekítamya.
b.) regresi adalah kembali pada pola reaksi yang primitif atau kekanak-kanankan
(infantil), misalnya dengan menjerit-jerit,menangis sampai meraung-raung,memecah
bamng-barang.
c.)fiksasi adalah peletakan atau pembatasan pada satu pola yang sama (tetap), misalnya
dengan membisu. memuku1mukul dada sendiri, membentur-benturkan kepala pada
benda keras.
d.)proyeksi merupakan usaha melemparkan atau memproyeksikan kelemahan dan
sikap-sikap sendiri yang negatif pada orang lain, kata pepatah: awak yang tidak
pandai menari, dikatakan lantai yang teljungkit.
e.)identifikasi adalah menyamakan diri dengan seseorang yang sukses dalam
imaginasinya, misalnya dalam kecantikan yang bersangkutan menyamakan diri
dengan bintang ñlm, dalam soal harta kekayaan dengan pengusaha kaya yang sukses.
narsisme adalah self love yang berlebihan, sehingga yang bersangkutan merasa
dirinya lebih superior daripada orang lain.
f.)autisme adalah gejala menutup diri secara total dari dunìa tidak mau
berkomunikasì dengan orang lain, ia puas dengan fantasinya sendìri yang dapat
menjurus ke sifat yang sinting.
IV. Penderitaan dan perjuangan
Setiap manusia pasti mengalami penderitaan, baik berat ataupun ringan. Penderitaan adalah bagian kehidupan manusia yang bersifat kodrati. Karena itu terserah kepada manusia itu sendiri untuk berusaha mengurangi penderitaan itu semaksimal mungkin, bahkan menghindari atau menghilangkan sama sekali. Manusia adalah mahluk berbudaya, dengan budayanya itu ia berusaha mengatasi penderitaan yang mengancam atau dialaminya.
Penderitaan dikatakan sebagai kodrat manusia, artinya sudah menjadi konsekwensi manusia hidup, bahwa manusia hidup ditakdirkan bukan hanya untuk bahagia, melainkan juga menderita. Karena itu manusia hidup tidak boleh pesimis, yang menganggap hidup sebagai rangkaian penderitaan.
Pembebasan dari penderitaan pada hakekatnya meneruskan kelangsungan hidup. Caranya ialah berjuang menghadapi tantangan hidup dalam alarn lingkungan, masyarakat sekitar, dengan waspada, dan disertai doa kepada Tuhansupaya terhindar dari bahaya dan malapetaka.
V. Penderitaan , media massa dan seniman
Dalam dunia modern sekarang ini kemungkinan terjadi penderitaan itu lebih besar. Hal ini telah dibuktikan oleh kemajuan teknologi dan sebagainya menyejahterakan manusia dan sebagian lainnya membuat manusia menderita.
Beberapa sebab lain yang menimbulkan penderitaan manusia ialah kecelakaan, bencana alam, bencana perang. dan lain-lain. Contohnya ialah tenggelamnya kapal Tampomas Dua di perairan Masalembo, jatuhnya pesawat hercules yang mengangkut para perwira muda diCondet, Meletusnya gunung galunggung,perang Irak-Iran.
Media masa merupakan alat yang paling tepat untuk mengkomunikasikan peristiwa-peristiwa penderitaan manusia secara cepat kepada masyarakt. Dengan demikian masyarakat dapat segera menilai untuk menentukan sikap antara sesama manusia tenitama bagi yang merasa simpati. Tetapi tidak kalah pentingnya komunikasi yang dilakukan para seniman melalui karya seni, sehingga pars pembaca, penontonnya dapat menghayati penderitaan sekaligus keindahan karya seni.
VI. Penderitaan dan sebab-sebabnya
Apabila kita kelompokkan secara sederhana berdasarkan sebab-sebab timbulnya
penderitaan, maka pendeńtaan manusia dapat dipeńnci sebagai beńkut :
A) Penderitaan yang timbul karena perbuatan buruk manusia.
Penderitaan yang menimpa manusia karena perbuatan buruk manusia dapat teljadi
dalam hubungan sesama manusia dan hubungan manusia dengan alam sekitamya. Penderitaan
ini kadang disebut nasib buruk. buruk ini dapat diperbaiki manusia supaya menjadi
baik. Dengan kata lain, manusialah yang dapat memperbaiki nasìbnya. Perbedaan nasib
buruk dan takdir, kalau takdir, Tuhan yang menentukan sedangkan nasib buruk itu manusia
penyebabnya.
B) Penderitaan yang timbul karena penyakit, siksaan / azab Tuhan
Pendeńtaan manusia dapat juga terjadi akibat penyakit atau siksaan / azab Tuhan.
Namun kesabaran, tawakal, dan optimisme dapat merupakan usaba manusia untuk mengatasì
penderitaan itu.
VII. Pengaruh Penderitaan
Orang yang mengalami penderitaan mungkin akan memperoleh pengaruh bemiacam-macam dan sikap dalam dirinya. Sikap yang timbul dapat berupa sikap positif ataupun sikap negatif. Sikap negatif misalnya penyesalan karena tidak bahagia, sikap kecewa, putus asa, ingin bunuh diri. Sikap ini diungkapkan dalam peribahasa “sesal dahulu pendapatan, sesal kernudian tak berguna”, “nasi sudah menjadi bubur”.
Sikap positif yaitu sikap optimis mengatasi penderitaan hidup, bahwa hidup bukan rangkaian penderitaan, melainkan perjuangan membebaskan diri dart penderitaan, dan penderitaan itu adalah hanya bagian dari kehidupan.
Apabila sikap negatif dan sikap positif.ini dikomunikasikan oleh para seniman kepada para pembaca, penonton, maka para pembaca, para penonton akan memberikan penilaiannya. Penilaian itu dapat berupa kemauan untuk mengadakan perubahan nilai-nilai kehidupan dalam masyarakat dengan tujuan perbaikan keadaan. Keadaan yang sudah tidak sesuai ditinggalkan dan diganti dengan keadaan yang lebih sesuai. Keadaan yang berupa hambatan harus disingkirkan.
Sumber :
http://hadi27.wordpress.com/rangkuman-manusia-dan-keindahan-serta-manusia-dan-penderitaan/
Widyo Nugroho dan Achmad Muchji .1996. Ilmu Budaya Dasar. Jakarta : Gunadarma
0 comments:
Posting Komentar