Pertentangan sosial bisa terjadi karena perbedaan kepentingan baik kepentingan individu maupun golongan. Karena perbedaan kepentingan, bisa saja prasangka, diskriminasi dan etnosentrisme terjadi di masyarakat. Sering kita temui keadaan dimasyarakat para anggotanya pada kondisi tertentu, diwarnai oleh adanya persamaan-persamaan dalam berbagai hal. Tetapi juga didapati perbedaan-perbedaan dan bahkan sering kita temui pertentangan-pertentangan. Itulah sebabnya keadaan masyarakat dan Negara mengalami kegoyahan-kegoyahan yang terkadang keaaan tidak terkendali dan dari situlah terjadinya perpecahan, Sudah tentu sebabnya, misalnya adanya pertentangan karena perbedaan keinginan.

1.PERBEDAAN KEPENTINGAN

Kepentingan merupakan dasar timbulnya tingkah laku individu. Tingkah laku individu merupakan cara atau alat dalam memenuhi kepentingannya.[1] Ada 2 jenis kepentingan dalam diri individu yaitu kepentingan untuk memenuhi kebutuhan biologis dan sosial/psikologis.
Perbedaan kepentingan itu antara lain berupa:
Kepentingan individu untuk memperoleh kasih sayang.
Kepentingan individu untuk memperoleh harga diri.
Kepentingan individu untuk memperoleh penghargaan yang sama.
Kepentingan individu untuk memperoleh prestasi dan posisi.
Kepentingan individu untuk dibutuhkan orang lain.
Kepentingan individu untuk memperoleh kedudukan di dalam        kelompoknya.
Kepentingan individu untuk memperoleh rasa aman dan perlindungan diri.
Kepentingan individu untuk memperoleh kemerdekaan diri.
Perbedaan ini tidak secara langsung menyebabkan terjadinya konflik tetapi mengenal beberapa fase yaitu:
Fase dis-organisasi yang terjadi karena kesalah pahaman (akibat pertentangan antara  harapan dengan standar normatif).
Fase dis-integrasi (konflik) yaitu pernyataan tidak setuju dalam berbagai bentuk seperti timbulnya massa, protes, aksi mogok dsb.
Walter W. Martin dkk  mengemukakan tahapan dis-integrasi sbb:
a. Ketidak sepahaman anggota kelompok tentang tujuan sosial yang hendak dicapai.
b. Norma sosial yang tidak dihayati dalam kelompok bertentangan satu sama lain.
c. Tindakan anggota masyarakat sudah bertentangan dengan norma kelompok

2. Prasangka, Diskriminasi, dan Ethnosentrisme

a. Prasangka dan diskriminasi
Prasangka dan Diskriminasi dapat merugikan pertumbuh-kembangan dan bahkan integrasi masyarakat. Prasangka mempunyai dasar pribadi, dimana setiap orang memilikinya. Melalui proses belajar dan semakin dewasanya manusia, membuat sikap cenderung membeda-bedakan dan sikap tersebut menjurus kepada prasangka. Apabila individu mempunyai prasangka dan biasanya bersifat diskriminatif terhadap ras yang diprasangka. Jika prasangka disertai dengan agresivitas dan rasa permusuhan, biasanya orang yang bersangkutan mencoba mendiskiminasikan pihak-pihak lain yang belum tentu salah, dan akhirnya dibarengi dengan sifat Justifikasi diri, yaitu pembenaran diri terhadap semua tingkah laku diri.

b. Perbedaan Prasangka dan diskriminasi
Perbedaan Prasangka dan Diskriminasi, prasangka adalah sifat negative terhadap sesuatu. Dalam kondisi prasangka untuk menggapai akumulasi materi tertentu atau untuk status sosial bagi suatu individu atau suatu. Seorang yang berprasangka rasial biasanya bertindak diskriminasi terhadap rasa yang diprasangka.

c. Sebab-sebab timbulnya Prasangka dan Diskriminatif
1. Latar belakang sejarah.
Misalnya : bangsa kita masih menganggap bangsa Belanda adalah bangsa penjajah.Ini dilatarbelakangi karena pada masa lampau Bangsa Belanda menjajah Indonesia selama kurang lebih 3,5 abad
.
2. Dilatar belakangi oleh perkembangan sosio-kultural dan situasional
Apabila prasangka bisa berkembang lebih jauh sebagai akibat adanya jurang pemisah antara kelompok orang kaya dengan orang miskin.

3. Bersumber dari faktor kepribadian
Bersifat prasangka merupakan gambaran sifat seseorang. Tipe authorian personality adalah sebagian ciri kepribadian seseorang yang penuh prasangka, dengan ciri-ciri bersifat konservatif dan tertutup.

4. Perbedaan keyakinan, kepercayaan, dan agama.
Banyak sekali konflik yang ditimbulkan karean agama. Seperti yang kita alami sekarang diseluruh penjuru dunia.
- Usaha mengurangi/menghilangkan prasangka dan diskriminasi
Dapat dilakukan dengan perbaikan kondisi sosial dan ekonomi, pemerataan pembangunan, dan usaha peningkatan pendapatan bagi WNI yang masih di bawah garis kemiskinan. Perluasan kesempatan belajar. Sikap terbuka dan lapang harus selalu kita sadari.
- Ethnosentrisme
Yaitu anggapan suatu bangsa/ras yang cenderung menganggap kebudayaan mereka sebagai suatu yang prima, riil, logis, sesuai dengan kodrat alam dan beranggapan bahwa bangsa/ras lain kurang baik dimata mereka. Ethnosentrisme merupakan gejala sosial yang universal.

3.Pertentangan-pertentangan sosial/ketegangan dalam masyarakat.

Terdapat 3 elemen- elemen dasar yang merupakan cirri khas dari konflik :
Terdapat dua atau lebih unit – unit atau bagian
Unit – unit tersebut mempunyai perbedaan- perbedaan yang tajam dalam kebutuhan, tujuan, masalah, sikap, maupun gagasan – gagasan.
Terdapat interaksi diantara bagian – bagian yang mempunyai perbedaan tersebut.
Konflik adalah suatu tingkah laku yang dibedakan dengan emosi – emosi tertentu yang sering dihubungkan dengan kebencian atau permusuhan, konfli dapat terjadi di lingkungan :
Pada taraf diri seseorang
Pada taraf kelompok
Pada taraf masyarakat
Adapun cara pemecahan konflik tersebut adalah :
Elimination, yaitu pengunduran diri dari salah satu pihak
Subjugation atau domination, yaitu memaksa pihak lain untuk mengalah dan menaatinya.
Majority rule, artinya dengan suara terbanyak
Minority contsent, artinya kelompok mayoritas menang, tetapi kelompok minoritas tidak merasa dikalahkan dan sepakat untuk bersama.
Compromise, semua sub kelompok mengambil jalan tengah.
Integrasi, artinya pendapat – pendapat yang bertentangan didiskusikan sampai mencapai keputusan yang memuaskan bagi semua pihak.

4.Golongan-golongan Yang Berbeda dan Integrasi Sosial

a. Masyarakat Majemuk Dan Nation Indonesia

Masyarakat majemuk dipersatukan oleh system nasional yang mengintegrasikannya melalui jaringan – jarinhan administrasi pemerintahan, politik, ekonomi, dan social. Aspek dari kemasyarakatan tersebut :
Suku bangsa dan kebudayaannya, tiap suku bangsa mempunyai kebudayaan sendiri.
Agama, bangsa Indonesia mempunyai toleransi yang besar terhadap kepercayaan orang lain.
Bahasa, suku – suku bangsa bangsa yang bermacam-macam itu terikat oleh persaaan yaitu bahasa yang merupakan alat komunikasi dalam interaksi social.
Nation Indonesia, yaitu  kesatuan solidaritas yang terbentuk dari hasil proses kemerdekaan tahun 1945.

b. Integrasi
Masalah besar yang dihadapi Indonesia setelah merdeka adalah integrasi diantara masyarakat majemuk. Integrasi adalah keserasian persatuan.
Variable-variabel yang menjadi penghambat integrasi adalah :
Tuntutan penguasaan atas wilayah – wilayah yang dianggap miliknya.
Isu asli dan tidak asli
Agama
Prasangka permusuhan

c. Integrasi social
Integrasi social dapat diartikan adanya kerja sama dari seluruh anggota masyarakat secara keseluruhan. Integrasi masyarakat akan terwujud apabila mampu mengendalikan prasangka di masyarakat sehingga tidak terjadi konflik, tidak banyak system yang saling melengkapi dan tumbuh integrasi tanpa paksaan.

d. Integrasi Nasional
Integrasi social adalah merupakan masalah yang dialami semua Negara di dunia. Yang berbeda adalah bentuk permasalahannya.
Menghadapi masalah integrasi sebenarnya tidak memiliki kunci yang pasti karena masalahnya berbeda.

1.Beberapa permasalahan integrasi sosial
Perbedaan ideology, disebabkan perbedaan falsafah hidupnya yang berpengaruh dalam proses sosialisasinya
Kondisi masyarakat yang majemuk, terdiri dari pribumi dan keturunan asing
Masalah territorial daerah yang cukup jauh, akan mempererat kelompok etnis tertentu.
Pertumbuhan partai politik,memunculkan kesenjangan pertentangan politik.

2.Upaya pendekatan
Mempertebal keyakinan seluruh warga Negara Indonesia terhadap Ideologi Nasional
Membuka isolasi antar etnis dan antar pulau.
Menggali kebudayaan daerah menjadi kebudayaan nasional
Membentuk asimilasi bagi berbagai etnis baik pribumi ataupun keturunan asing

Kesimpulan

Di setiap masyarakat pasti muncul pertentangan-pertentangan atau permasalahan-permasalahan, di antaranya:
Perbedaan Kepentingan: ada 2 kepentingan dalam diri individu, yakni kepentingan biologis dan kepentingan sosial/psikologis.
Prasangka dan Diskriminatif: prasangka yang menunjukkan aspek sikap sedangkan diskriminatif pada tindakan.
Ethnosentrisme
Ethnosentrisme :  kebudayaan dirinya lebih unggul dari kebudayaan lainnya.
Konflik dalam kelompok: Suatu tingkah laku yang dibedakan emosi tertentu yang sering dihubungkan dengannya.
Cara pengendalian dari permasalahan-permasalahan di atas, yaitu melalui integrasi masyarakat dan nasional, yang mengandung pengertian:
1.      Integrasi Masyarakat  : adanya kerjasama dari seluruh anggota masyarakat.
2.      Integrasi Nasional       : organisasi-organisasi formal melalui mana masyarakat menjalankan keputusan-keputusan yang berwenang.

0 comments:

Posting Komentar